Surat Kecil untuk Tuhan
- Rabu, 31 Juli 2019
- Ruang PD
- Rena Melida Nur Padilah
- Dilihat 2345 kali

Engel dan anton
Siang itu.
Hujan begitu deras, langit di tutupi awan gelap rumah yang tak layak huni berdiri tegak di sebuah Perkampungan kumus. Rumah itu hanya terbuat dari papan tipis yang atapnya sudah lapuk oleh lumut hijau.
Hanya ada satu pintu tanpa kamar dalam ruangan berukuran 4×6 meter persegi. Sebuah jendela sederhana dengan kaca yang telah pecah tertutup oleh koran bekas. Sebuah kasur dengan seprai kusut yang warnanya sudah pudar, di taruh begitu saja di lantai.
Atap rumah yang bocor membuat rintikan air jatuh ke atas lantai. Seorang anak laki laki berusia 9 tahun tampak bergerak cepat menaruh sebuah panci agar lanrai rumahnya tudak becek. Di sampingnya, seorang gadis kecil berambut lurus sebahu duduk di kasur dengan wajah penuh kebingungan. Angel, si gadis cilik berusia 6 tahun itu, terus memenangi perutnya yang lapar. Mata nya bulat dan jernih mengikuti gerakan anton, sang kakak yang masih sibuk mencari benda lain untuk menampung air bocoran dari atap genteng rumah mereka.
"Kakak... Ayah dan ibu kapan pulang? Adik lapar banget. " "sabar ya, dik... Ayah dan ibu km sedang kerja, nanti juga pulang. Kamu lapar banget ya?" "suaranya mulai bergetar menahan tangis.
Anton kini mengalihkan perhatiannya pada termos di sudut ruang yang tersebut dapur oleh ibu mereka. Ia membuka tutup termos dan melongok kan kepalanya sedikit. Berharap masih ada nasi tersisa di dalam sana. Belum sempat melihat isinya. Angel berkata, "sudah sejak pagi termos itu kosong. "
Sang kakak memastikan isinya dan memang kosong. Sejak kemarin nasi di termos itu telah habis. Ke duanya memakan nasi itu terakhir tadi malam dengan garam. Anton lalu memeriksa sebuah ember yang tersimpan di bagian bawah lemari kayu yang pintunya tak lagi bisa menutup. Tak ada beras disana. Raut mukanya yang tirus menunjukkan kekecewaan, sama seperti adiknya yang kini mengekor di belakang anton sambil tetap memegangi perut yang melilit. Sudah seharian mereka tidak makan apapun. Ayah dan ibu mereka tidak pulang sejak 2hari lalu, menggalkan sang kakak untuk mengaja sang adik.
"Sabar ya, adik... Kalau hujan nya sudah reda nanti kakak cariin makanan. "
"Adik nggak mau makan nasi sama garam lagi... "
Sang kakak tersenyum, tangganya membelai kepala angel dengan penuh kehangatan
"Lalu adik mau makan apa? "
"Adik mau makan ayam goreng. "
"Cuma itu saja, nggak mau yang lain? Nanti kalau ayah dan ibu pulang, mereka bakal bawa banyak ayam ditambah ikan lele sama sambelnya yg enak loh. "
"Adik mau! Mau juga ditambah sama tahu, kak. Bilangin sama ayah dan ibu ya..., "kata angel penuh manja dengan suaranya yang masih sedikit cadel
"Iya... Iya... Makannya adik tahan dulu iya. Kita harus rappin rumah dulu. Nanti kalau ibu dan ayah Pulang, kan mereka tidak perlu capek capek beresin banjir kerena bocor."
"Iya adik tahan dek. Kakak janji ya, abis hujan reda kasih adik ayam goreng. " "iya, iya... Janji. "
Nama : Rena Melida N. F
Kelas : 8G