Krisis Moral, Akhlak, dan Etika
- Senin, 29 Juli 2019
- Blog Guru
- Mardianis
- Dilihat 9455 kali
Dasyatnya perkembangan dan kemajuan teknologi, memberi pengaruh besar terhadap perkembangan moral, akhlak, dan etika di kalangan masyarakat. Memang kemajuan tersebut memiliki manfaat yang luar biasa. Namun banyak pihak yang tidak bisa mengendalikan atau menyalahgunakan kemajuan-kemajuan tersebut.
Dampak negatif, sering terjadinya peristiwa di luar akal sehat. Contoh nyata, ada anak yang membunuh orang tuanya gara-gara tidak dibelikan motor, hp, dan lainnya, masalahnya sepele sekali tetapi karena moralnya sudah terkikis sehingga tidak ada rasa hormat, rasa kasih sayang, iba, peduli. Seorang bapak memperkosa anak gadisnya sendiri. Ini terjadi karena seringnya menonton video porno yang sangat mudah diakses lewat youtube di hp. Kemudian juga karena tidak adanya iman di dalam dada. Miskin ilmu agama yang seharusnya menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan ini.
Kurangnya keharmonisan dalam keluarga. Masing-masing anggota keluarga sibuk dengan rutinitas. Setelah seharian beraktivitas, tiba di rumah disibukkan dengan hp. Semua memegang hp. Tidak ada komunikasi. Keakraban di dalam keluarga mulai luntur.
Pada suatu hari di dalam kelas ada seorang siswa melontarkan kata-kata yang tidak pantas dilontarkan.
"Bu!" kata si anak itu. "Iyaa, ada apa?" Bu guru balik bertanya. "Ibu sebenarnya tidak pantas duduk di situ!" kata si anak sambil berjalan ke depan. "Lho kalau nggak di sini, terus duduk dimana?" tanya Bu guru heran. "Ibu pantasnya duduk bersamaku di atas pelaminan!" celetuk si anak sambil tersenyum tanpa merasa berdosa ataupun bersalah. Bu guru diam terpaku, tidak menanggapi gurauan si anak sedangkan seisi kelas tiba-tiba rame dan heboh. Jawaban apa yang pantas diberikan kepada anak ini? Mau marah takut dianggap melakukan kekerasan. Siapa yang patut disalahkan? Anakkah, orang tuakah, atau sekolah. Seyogyanya pendidikan agama yang mencakup pendidikan moral, akhlak, dan etika dimulai dari keluarga. Keluargalah yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pendidikan moral, akhlak dan etika anaknya.
Mari, para orang tua, sadarilah dan kembalilah pada fungsi kita sebagai orang tua yang bertanggung jawab terhadap pendidikan moral, akhlak, dan etika anak-anak, agar mereka menjadi generasi penerus yang berbudi pekerti.