Soni Farid Maulana – SONIAN
- Sabtu, 27 Juli 2019
- Blog Guru
- Mardianis
- Dilihat 4825 kali
Sonian adalah bentuk puisi baru sepanjang empat larik dalam sastra Indonesia modern dengan pola 6-5-4-3 suku kata perlarik. Bentuk baru ini dikreasi oleh penyair Soni Farid Maulana. Dalam sonian para kreator bisa menggunakan majas, simbol, metafor, imaji, apapun itu. Tema bebas, dan tidak melanggar SARA serta berbagai undang-undang yang berlaku di negeri ini. Sonian berbeda dengan Haiku yang ditulis oleh Basho.
Di samping bahasa, imajinasi merupakan kendaraan utama dalam mencipta karya sastra, dalam hal ini puisi. Imajinasi yang sering juga disebut daya bayang, dalam proses kreatif disebut sebagai kemampuan seseorang dalam membayangkan sesuatu, dan memvisualkannya dalam bentuk tulisan. Dengan demikian maka jelas menulis #sonian bukan soal sebuah puisi ditulis sepanjang empat baris dengan pola 6-5-4-3 suku kata per lariknya.
Itu hanya cangkang belaka. Soal terpenting dari itu adalah bagaimana mengisi cangkang tersebut dengan sebentuk penghayatan atas pengalaman hidup, yang kita jalani selama ini. #sonian adalah semacam puisi meditatif yang ringkas dan padat. Dalam penulisan puisi yang demikian itu, majas, simbol, dam metafor bisa masuk ke dalamnya sangat bergantung pada sedalam apa kita penghayati pengalaman hidup itu sendiri. Apapun itu, selamat berkarya.
Kenapa sonian ditulis dengan pola 6-5-4-3 suku kata perlarik? Karena semakin bawah apa yang ingin kita ekspresikan semakin runcing dan fokus pada apa yang ingin kita capai dan kita komunikasikan kepada publik, dengan kalimat yang kian ringkas, tapi makna meluas.
Untuk itu hati-hati dalam memilih diksi, dimatangkan betul bagaimana hukungan ke atas dan ke bawah, dalam membentuk makna secara keseluruhan. Berikut contoh Sonian yang ditulis oleh Pak Soni Farid Maulana.
CIBALONG
bunyi katak sawah
gerimis malam
kaligrafi
Illahi
2015
TAWAF 1
raung kegelapan
nyaring: diturih
cahaya. Ya
Rabbi
2015